willson.com

willson.com
so like

welcome to my forum

hanya mencoba untuk.....

Rabu, 20 April 2011

agroindustri


 
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Pemanfaatan Batuan Fosfat dan sumber Daya Agromineral di daerah Banyumas dan Sekitarnya terhadap Peningkatan Mutu Lahan Pertanian daerah serang,Karang Reja, Kabupaten Purbalingga
PKM-P
Diusulkan oleh :
·         Wisnu Arya Gemilang           ( H1F008053 )
·         Willson Chani Simanjuntak   ( H1F008004 )
·         Andika Artyanto                   ( H1F008005 )
·         Arif Hanif Hidayat                ( H1F008049 )
·         Desi Lusianingtyas                ( H1F008017 )

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SUDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PURBALINGGA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.Hal ini membutuhkan peningkatan pula dalam pemenuhan kebutuhan manusia,baik kebutuhan sndang,papan maupun kebutuhan bahan makanan.Kebutuhan pangan manusia tidak hanya terletak pada pemenuhan kebutuhan yang berasal dari produksi tanaman.Kebutuhan ini perlu dipenuhi oleh manusia untuk bias melangsungkan hidupnya.
            Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia. Hampir semua kebutuhan hidup manusia didapatkan dari bahan-bahan yang berasal dari tanaman yang tumbuh diatasnya,oleh karena itu ,perlu dilaksanakan system pertanian berkelanjutan (Suistainable agriculture).Pelaksanaan pertanian berkelanjutan merupakan salah satu usaha peningkatan pembangunan pertanian khususnya sector pertanian tanaman pangan dan hotikiultura yang mempunyai peran sangat penting terhadap keberhasilan pembangunan nasional
Batuan dan mineral dapat berperan cukup potensial di bidang pertanian, karena di dalam beberapa mineral dan batuan terkandung nutrisi-nutrisi penting yang dapat digunakan untuk mempertahankan dan menambah produktivitas lahan maupun hasil pertanian, yang disebut sebagai agromineral. Tanaman memerlukan nutrien untuk tumbuh diantaranya nitrogen, fosfat, potassium, kalsium, magnesium, sulfur dan mikroelemen lain, yang tidak dipunyai oleh tanah yang kurang subur. Selain nitrogen, sumber daya mineral menyediakan nutrien penting untuk tanaman, yang disebut sebagai sumber daya agrogeologi dan agromineral. Secara alamiah, proses-proses pelapukan biologi, kimia dan fisika dapat menguraikan batuan menjadi nutrien penting bagi tumbuhan/tanaman.
Secara geologi, Indonesia tersusun oleh sistem busur volkanik, dari Aceh menyusuri sepanjang ruas Pulau Sumatra, selatan Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, berbelok ke Kepulauan Banda, Sulawesi bagian Barat sampai lengan Sulawesi bagian utara, menghasilkan produk vulkanik yang dapat berpotensi sebagai sumber daya agromineral.Baik agrogeologi maupun agromineral di Indonesia belum banyak dipelajari di Indonesia, akan tetapi dari penyelidikan, inventarisasi dan evaluasi bahan galian yang dilakukan oleh Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral sejak beberapa periode yang lalu, beberapa agromineral yang terdapat di Indonesia cukup beragam, antara lain fosfat guano di gua-gua gamping sebagai sumber daya fosfor (P), batuan volkanik yang mengandung Kalium sebagai sumber kalium (K), sulfur, batugamping, dolomit, batuan ultrabasa, batuapung, dan sebagainya.


B.     Perumusan Masalah
Semakin meningkatnya permasalahan yang dihadapkan oleh bidang pertanian yang ada diseluruh Indonesia,terutama dalam permasalahan peningkatan mutu hasil pertanian,karena tingkatan mutu hasil pertanian tidak terlepas dari pengolahan lahan pertanian yang baik,metode-metode tepat guna sangat menentukan mutu dari lahan pertanian,seperti dalam pemilihan pupuk untuk digunakan dalam meningkatkan mutu lahan pertanian,selama ini hanya pupuk anorganik dan kimiawi yang selalu petani Indonesia gunakan,dengan hasil yang sebenarnya tidak terlalu signifikan,oleh karena itu melihat potensi geologi yang dimiliki oleh Indonesia sangat melimpah seperti agrogeologi maupun agromineralnya yang belum optiamal dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian Indonesia,maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai peningkatan mutu lahan pertanian dengan potensi-potensi agromineral yang ada di Indonesia.

C.     Tujuan Penelitian
1.      Meneliti karakteristik tanah daerah Purbalingga khususnya pada daerah Karang Reja, Purbalingga dan unsur-unsur yang terkandung didalamnya.
2.      Dapat memanfaatkan potensi agromineral yang ada di Daerah Banyumas,Jawa Tengah dan sekitarnya untuk meningkatkan mutu pertanian di Purbalingga khususnya pada dearah Karang Reja, Purbalingga.

D.    Luaran yang Diharapkan
1.      Mengetahui unsur-unsur yang harus dilengkapi pada tanah Purbalingga dan sekitarnya dengan pemanfaatan potensi agromineral.
2.      Meningkatkan mutu lahan pertanian dan hasil pertanian khususnya di daerah Purbalingga dan sekitarnya.

E.     Kegunaan Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.      Memberikan informasi tentang peranan agromineral dalam peningkatan kesuburan tanah andisol
2.      Memberikan sumbangan pemikiran kepada petani tentang pemanfaatan sumberdaya local khusunya sumberdaya agromineral,sehingga dapat menghemat produksi.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Tanah andisol

Tanah andisol adalah tanah yang terbentuk melalui alterasi lemah dan bervegetasi hutan tropis.Andisol di Indonesia menyebar di daerah beriklim basah dan kering sehingga sifatnya sangat beragam,tetapi umumnya terdapat pada landform volkanik pada ketinggian lebih dari 600 m.Andisol tersebar pada wilayah datar,bergelombang,berbukit,sampai bergunung (Sarief,1985)
Tanah andisol di Indonesia terletak pada daerah yang mempunyai ketinggian 0(pantai)hingga 3500m (puncak gunung) di atas permukaan laut,dengan bentuk wilayah datar sampai bergunung serta di bawah kondisi iklim tropika basah dan pada landscape volkanik muda.Bahan induk andisol adalah berupa abu volkanik yang dapat tersusun atas andesitic –desitik,andesit ,basaltic – andesitic (Munir,1996).
Tipikal andisol di Jawa adalah bahwa andisol di Jawa terjadi didaerah lereng pada ketinggian 700 sampai 1300 atau 1500 meter di atas permukaan laut,dengan kondisi iklim agak dingin dan lebih basah daripada didataran rendah.Pada tempat yang tinggi,keadaan iklim tidak/kurang cocok untuk terjadinya kristalisasi mineral,oleh karena itu pada andisol banyak dijumpai alofan dari bahan-bahan amorf.Curah hujan tahunan bervariasi dari 2000 – 7000 mm,temperature tahunan bervariasi dari 18' - 22' C.
Masalah yang paling menonjol pada andisol adalah kemampuan menyerap air dan menyimpan air yang tak pulih kembali seperti semula apabila mengalami kekeringan ( irreversible drying ).Hal ini disebabkan koloid amorf seperti abu volkanik dan bahan organic yang mempunyai daya serap tinggi ( equivalen 80 – 90% dari bobotnya ) kalau mengalami kekeringan sampai 15 atm atau lebih maka film air yang terikat pada permukaan partikel akan terjadi kontak ( mendekat ) ikatan kimia antar partikel makin mendekat,sehingga tanah mengkerut dan bersifat irreversible,akibatnya jika sudah mengalami kekeringan susah untuk dibasahi kembali,karena kehalusan porinya serta adanya resin,lemak dan minyak dari bahan organic yang bersifat hydrophobic.
Nursyamsi dan Fajri,(2005) mengatakan bahwa upaya pengembangan pertanian pada tanah andisol yang memiliki serapan P yang tinggi antara lain (1) mengembangkan tanaman yang toleran terhadap ketersediaan P rendah.(2) memperbaiki kendala P tanah terutama melalui pengolahan pupuk P merupakan factor yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas andisol.
Andisol bersifat irreversible drying sehingga andisol harus selalu dalam keadaan lembab.Untuk itu usaha konservasi tanah dan air senantiasa perlu diperhatikan,salah satunya dengan penggunaan batuan fosfat alam dan sumberdaya agromineral sebagai penyedia unsure fosfat dan unsure lain yang dibutuhkan oleh tanah untuk tanaman.

B. Batuan Fosfat Alam
            Batuan fosfat alam (rock phosphate) merupakan salah satu alternative yang cukup potensial untuk meningkatkan produktivitas tanah di Indonesia.Menurut Van Straaten (2002),pupuk fosfat alam yang biasa digunakan berasal dari batuan fosfat alam dengan kandungan utama mineral apatit (Ca10(PO4)6F2).Selain itu menurut Hardjono (1993),batuan fosfat alam yang reaktif dapat langsung digunakan pada tanah masam.
            Endapan fosfat di Indonesia terdapat dibeberapa gua di Indonesia dalam berbagai bentuk dari butiran,bongkahan sampai bongkahan besar.Endapan fosfat guano dengan komposisi kalsium fosfat terdapat sebagai endapan permukaan,endapan gua dan endapan bawah permukaan.Secara garis besar proses pembentukan ketiga jenis fosfat guano ini adalah sama yaitu merupakan hasil reaksi antara batu gamping dengan kotoran burung dan kelelawar yang mengandung asam fosfat karena pengaruh air hujan atau air tanah.
            Endapan fosfat permukaan umumnya terdapat  dilapisan teratas batu gamping klastik,endapan fosfat bawah permukaan terdapat dalam rongga pada tubuh batu gamping terumbu sedangkan endapan fosfat gua terdapat didasar gua batu gamping dan berasal dari kotoran kelelawar dan burung.Batuan fosfat merupakan batuan yang mengandung apatit. Dikenal 4 jenis apatit yang sering didapatkan dalam fosfat yaitu :
a.       Apatit                          : Ca5(PO4)3(FCe)
b.      Hydroxyapatit             : Ca5(PO4)3OH
c.       Oxyapatit                    : Ca10(PO4)3(CO3)
d.      Carbonate apatit          : Ca10(PO4)6(CO3)(H2O)
Endapan fosfat di alam berwarna abu-abu,kebiruan,hitam,jingga hingga putih kotor.Penggolongan fosfat didasarkan atas kadar P2O5.Fosfat yang terdapat di Jawa rata-rata berkadar P2O5 30-40%.
            Menurut Hardjowigeno (1989),unsure P dalam tanah berasal dari bahan organic (misal : pupuk kandang dan sisa-sisa tanaman),pupuk buatan (misal :TSP) dan mineral-mineral didalam tanah (misal:apatit).Hakim dkk.(1986) menyebutkan bahwa sumber utama P tanah berasal dari kerak bumi yang diduga mengandung sekitar 0,12% P.Salah satu sumber P alam tersebut adalah batuan beku dan batuan sedimen yang bahan mineralnya mengandung apatit (Ca10(PO4C02)6(F,Cl,OH)2).Kadar P2O5 dalam mineral apatit ini berkisar antara 15-30% tetapi sangat sukar larut dalam air,sehingga tidak tersedia bagi tanaman (Hakim dkk,1986)
           
            Keefektifan penggunaan BFA untuk pupuk dipengaruhi oleh Ph tanah,kadar P dan kepekaan tanaman terhadap kemasaman tanah.Makin rendah Ph tanah dan makin peka tanaman terhadap kemasaman tanah,makin efektif fungsi fosfat alam sebagai pupuk alam (Harjono,1993).BFA mempunyai daya larut yang rendah sehingga unsure-unsur seperti P dan Ca dari BFA akan dilepaskan secara perlahan-lahan.Kelarutan fosfat dipengaruhi oleh batuan fosfat dan kemampuan tanaman menggunakan P dari fosfat alam.Faktor-faktor yang mengendalikan kelarutan fosfat antara lain Ph tanah dan kehalusan butir BFA.Makin rendah Ph tanah dan makin halus ukuran BFA,kelarutan BFA semakin tinggai (Maryanto,dkk.,2000).


C. Agromineral
Agromineral adalah mineral-mineral yang bermanfaat bagi perkembangbiakan tumbuhan (Van Straaten, 1999). Enambelas unsur kimia telah diketahui sebagai unsur penting untuk pertumbuhan dan pertahanan tanaman (Anonim, 2004c). Keenambelas unsur tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu bukan-mineral dan mineral. Nutrisi bukan-mineral meliputi hidrogen (H), oksigen (O), dan karbon (C).
Nutrisi ini dapat ditemukan baik di udara maupun di dalam air. Dalam poses fotosintesis, tanaman menggunakan energi matahari untuk merubah karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) menjadi .starches. dan gula. Keduanya merupakan makanan tanaman.Nutrisi mineral terdiri atas 13 mineral, yang berasal dari tanah dalam bentuk larutan. Biasanya ketersediaan nutrisi ini pada tanah tidak selalu lengkap. Petani biasanya menambahkannya dengan memberikan pupuk buatan. Berdasarkan tingkat kebutuhan tanaman, nutrisi ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu nutrisi makro (macronutrients) dan nutrisi mikro (micronutrients).
1.      Nutrisi makro
Tulisan ini akan menjelaskan mengenai bermacam-macam mineral yang penting dalam tanah atau memperkaya unsur hara tanah. Mineral-mineral ini dikelompokkan menjadi nutrisi makro bagi tanaman, seperti Nitrogen, Fosfor, Potasium, Karbon, kalsium, Magnesium, dan Belerang.Nutrisi makro dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nutrisi primer dan nutrisi sekunder (Anonim, 2004c).
Nutrisi primer meliputi: Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Potasium (K). Nutrisi ini biasanya paling cepat habis di dalam tanah, karena tanaman menggunakannya dalam jumlah besar untuk perkembangan dan pertahanannya.Nutrisi sekunder meliputi: Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Belerang (S). Biasanya nutrisi ini cukup banyak di dalam tanah, namun di beberapa tempat diperlukan tambahan kalsium dan magnesium, misalnya pada tanah yang asam. Kalsium dan magnesium diperlukan untuk meningkatkan keasaman tanah. Pada tulisan ini akan dibahas semua unsur yang termasuk di dalam nutrisi makro, ditambah Karbon (C).
2.      Nutrisi mikro
Nutrisi mikro merupakan unsur-unsur penting untuk perkembangan tanaman yang dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil (mikro). Unsur-unsur ini kadang-kadang disebut sebagai unsur-unsur minor atau jejak (trace elements), namun penamaan nutrisi mikro (micronutrients) sangat disarankan oleh ASA (American Society of Agronomy) dan SSSA (Soil Science Society of America).Unsur-unsur yang termasuk ke dalam nutrisi mikro ini meliputi: Boron (B), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Klor (Cl), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), dan Seng (Zn). Daur ulang material organik, seperti rumput dan daun-daunan merupakan cara yang paling baik untuk mempertahankan jumlah nutrisi mikro (dan juga nutrisi makro) untuk pertumbuhan tanaman.
Nutrisi tanaman yang paling esensial adalah nitrogen (N), fosfor (P) dan potassium (kalium/K). Kecuali untuk beberapa pupuk khusus nitrogen, hampir semua pupuk buatan berasal dari batuan yang diproses secara kimiawi, yaitu batuan yang telah dimodifikasi secara kimia, ditambah dengan beberapa nutrisi mikro yang sering dibutuhkan oleh tanaman, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S), tembaga (Cu), kobalt (Co), besi (Fe), dan sebagainya. Sebaliknya, agromineral pada umumnya hanya dimodifikasi secara fisik, misalnya dengan penumbukan dan pemecahan. Walaupun kadang perlu modifikasi untuk beberapa batuan dan mineral ‘hybridÂ’ (turunan) yang mempergunakan sejumlah zat kimia tertentu digabungkan dengan agromineral, akan tetapi hanya merupakan teknik sederhana dan bertujuan agar pemakaian dapat lebih optimal. Oleh karena itu agromineral diharapkan menjadi satu alternatif pengganti pupuk yang lebih murah dan lebih mudah diperoleh untuk menambah nutrisi tanaman serta memperbaiki struktur tanah, dengan cara memanfaatkan sumber daya geologi yang terdapat di sekitar lahan pertanian tersebut. Istilah ‘agromineralÂ’ yang digunakan disini mempunyai arti cukup luas, meliputi mineral dan batuan  yang secara alamiah mengandung nutrisi, seperti batuan fosfat, garam-garam nitrogen and potassium, dan lain-lain, juga termasuk batuan yang berfungsi meningkatkan kemampuan tanah seperti kapur pertanian dan dolomit, serta beberapa jenis batuan silikat, karena selain memasok nutrisi yang diperlukan juga mengurangi keasaman, menjaga kelembaban dan melepaskan nutrisi secara perlahan.
D. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
            Mengacu pada kondisi masyarakat yang berkaitan dengan permasalahan dalam hal kesuburan tanah bagi para warga pengguna lahan,dimana hampir semua warga pengguna lahan mulai memikirkan cara untuk meminimalisir dampak penggunaan pupuk kimiawi yang baik secara langsung maupun tak langsung berakibat pada tingkat kesuburan tanah yang berkaitan dengan dosis pupuk kimiawi yang digunakan. Banyak kerugian yang didapat oleh pengguna lahan karena secara intensif menggunakan pupuk kimiawi ,namun kurang berlandaskan pemahaman atas kebutuhan unsur hara tanah. Secara umum metode-metode tepat guna sangat menentukan mutu dari lahan pertanian,seperti dalam pemilihan pupuk untuk digunakan dalam meningkatkan mutu lahan pertanian,selama ini hanya pupuk anorganik dan kimiawi yang selalu petani Indonesia gunakan,dengan hasil yang sebenarnya tidak terlalu signifikan,oleh karena itu melihat potensi geologi yang dimiliki oleh Indonesia sangat melimpah seperti agrogeologi maupun agromineralnya yang belum optiamal dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian Indonesia. Dalam hal ini adapun jenis pupuk agromineral yang kami buat adalah …






METODE PENELITIAN

A.    Model Penelitian
Model atau bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Andisol yang diambil dari Desa Serang,Kecamatan Karangreja,Kabupaten Purbalingga,provinsi Jawa Tengah. Letak geografis ketinggian 750 m – 1400 dpl, morfologi wilayah (bentang alam) memanjang 11 km dan luas wilahnya 2.875.222 ha (1.566.470 ha tanah kehutanan).
Bahan batuan atau endapan fosfat yang digunakan dalam penelitian berasal dari daerah Desa Kracak,Ajibarang,Kabupaten Banyumas. Secara geografis terletak pada

B.     Rancangan Penelitian
1.      Rancangan Perlakuan
a.       Batuan fosfat alam,terdiri dari 3 taraf :
Bo       : Tanpa pemberian bahan fosfat alam
B1       : Pemupukan 50kg P2O5/ha setara 312,5 kg bahan fosfat alam        atau 1,25 gram per polybag
B2       : Pemupukan 100kg P2O5/ha setara 625 kg bahan fosfat alam atau 2,5 gram per polybag
B3       : Pemupukan 150kg P2O5/ha setara 937,5 bahan fosfat alam atau 3,75 gram per polybag
B4       : Pemupukan 200kg P2O5/ha setara 1250 kg bahan fosfat alam atau 5 gram per polybag

2.      Rancangan Lingkungan
Rancangan lingkungan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan sehingga terdapat 30 satuan pecobaan. Denah rancangan dibagi menjadi 3 blok berdasarkan ulangan, blok 1 = ulangan, blok II = ulangan 2, blok III = ulangan 3. Denah rancangan dapat dilihat pada lampiran 1. Masing-masing blok ulangan terdiri dari 10 satuan percobaan. Penempatan perlakuan pada tiap kelompok dilakkan secara acak. Pengacakan perlakuan dilakukan untuk masing-masing blok dilakukan secara terpisah, sesuai prosedur pengacakan RAK untuk percobaan factorial.

3.      Rancangan analisis
Variable matematika dalam penelitin menggunakan model percobaan :

Yijk      =  µ + Ai + Bj + (AB)ij + eijk
Yijk      =  Hasil tanaman caisin pada berbagai tingkat takaran dan dosis pupuk
µ          = Nilai rata-rata
Ai        =  Pengaruh taraf ke-i dari factor Agromineral
Bj           =  Pengaruh taraf ke-j dari factor BFA
(AB)ij   =  Pengaruh interaksi taraf ke-I dari pupuk agromineral dan taraf ke-j    dari factor BFA
eijk          =  Pengaruh galat (error) percobaan taraf ke-I dari  pupuk Agromineral, taraf ke-j dari faktor BFA dan taraf ke-k dari ulangan k

4.      Variabel yang diamati
1.      Variabel yang diamati meliputi :
a.       pH-H20 dengan metode gelas elaktroda, perbandingan tanah : pelarut = 1 : 2,5.
b.      Al-dd (Aluminium dapat ditukar) diukur dengan menggunakan ekstraksi 0,1 N KCL.
2.      Variabel tanaman
a.       Serapan P oleh akar dan daun tanaman, diukur setelah panen dengan destruksi H2SO4 pekat dan H2O2.
b.      Serapan P oleh batang dan daun tanaman, diukur setelah panen denan destruksi H2SO4 pekat dan H2O2
c.       Tinggi tanaman
d.      Jumlah daun
e.       Bobot segar tanaman setelah panen.
f.       Bobot kering tanaman (g/ tanaman) dilakukan setelah panen dengan cara dikeringkan dalam oven pada suhu 700C (hingga konstan) kemudian ditimbang.



BAB IV
PELAKSAAN PENELITIAN

a.      Jadwal Kegiatan

No
Jenis Kegiatan
Bulan
Minggu ke-
Bulan
Minggu ke-
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Survey lapangan daerah penelitian








2
Penelitian Lapangan daerah penelitian ( pengambilan data tanah )








3
Analisis Laboratorium








4
Penelitian Lapangan daerah kracak, Ajibarang
( pengambilan komposisi yang dibutuhkan)








5
Analisis Laboratorium








6
Penyusunan data dan Pembuatan Laporan  sementara








7
Uji coba








6
Pembuatan Laporan Akhir












b.      Rancangan Biaya
*      PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN

a.       Bahan Habis Pakai
Kertas HVS Sinar dunia 80 gsm 1 rim @Rp. 35.000,-
Rp.
35.000,-
Tinta Komputer Data  Print 2 bh @ Rp 25.000,-
Rp.
50.000,-

Rp.
85.000,-

b.      Peralatan
Peta geologi regional lembar kab. Banyumas
sekala 1 : 100.000
Rp.
150.000,-
Peta topografi lembar kab. Banyumas
Skala 1 : 50.000
Rp.
150.000,-
Sewa Palu geologi
Rp.
200.000,-
Sewa Kompas Geologi
Rp.
100.000,-
Sewa GPS
Rp.
150.000,-
Sewa Laboratorium
Rp.
50.000,-
Tali Ukur
Rp.
25.000,-
Loup pembesaran 20 kali
Rp.
315.000,-
Cairan HCl 500 ml
Rp.
150.000,-
Kantong Plastik / Trash bag
Plastik sampel (20 cm x 15 cm) 3 pack @ Rp. 30.000,-                                                       
Rp.
Rp.
10.000,-
150.000,-
Alat Tulis dan Buku Penunjang
Rp.
50.000,-

Rp.
1.500.000,-

c.       Kegiatan Penelitian Lapangan
Transportasi
1.Purbalingga – desa Serang  (5 x PP)  3 buah sepeda motor @ Rp. 5.000,-
2. Purwokerto – desa Kracak  (2 x PP) 3 buah sepeda motor @ Rp. 20.000,-
Rp.
Rp.

Rp.
200.000,-
75.000,-

120.000,-
Persiapan Administrasi (Perizinan)
Rp.
100.000,-
penginapan 2 hari  @ Rp.100.000,-
Rp.
200.000,-

Rp.
695.000,-



d.      Analisis Laboratorium
Analisis Petrografi 10 sayatan @ Rp. 30.000,-
Rp.
300.000,-
Analisis unsur tanah andisol @ 20.000,-
Rp.
200.000,-

Rp.
500.000,-



e.       Konsumsi
Peneliti 5 orang ( @ 10 hari ) 3x @ Rp. 3000,-
Rp.
500.000,-
Pembimbing
Rp.
150.000,-

Rp.
650.000,-

f.       Lain-Lain
Seminar Proposal                                                                  Rp.        800.000,-
Pembuatan dokumentasi (VCD dan Foto)                           Rp.        500.000,-
      FotoCopy                                                                              Rp.        200.000,-
Biaya tidak terduga                                                              Rp.        200.000,-
                                                                                                    Rp.     1.700.000,-

      Jumlah total                                                                         Rp.     5.130.000,-
                                                 (Lima Juta Seratus Tiga Puluh Ribu Rupiah)




DAFTAR PUSTAKA

SKRIPSI.2009.”Pengaruh Vermikompos dan Batuan Fosfat Alam Terhadap Serapan serta Pertumbuhan dan Produksi Tanaman CAISIN ( Brassica chinensis L) Pada Tanah Andisol”.Universitas Jenderal Sudirman fakultas Pertanian.Purwokerto.
Dewi, W.S.(1996). Pengaruh macam bahan organik dan lama prainkubasinya terhadap status P Tanah Andisol.MS. thesis, UGM,.Yogyakarta.
Gaerdner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Physiology of crop plants (Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa oleh susilo, H.). Universitas Indonesia Press. Jakarta.428 p.
Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S.G. Nugroho, M.A. Diha, B.H. Go, dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar ilmu tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Indranada, H.K. 1985. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bumi Aksara, Jakarta.
Nyakpa, M.N., A. M. Lubis, M. A. Pulung, A. G. Amrah, A. Munawar, B. H. Go, dan N. Hakim. 1988. Kesuburan tanah. Universitas Lampung, Lampung. 258 hal.
Rosmarkam dan N. W. Yumono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta. 224 hal.
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Tan, K. H.1991. Dasar-dasar kimia tanah. Terjemahan oleh D. H. Goenadi. 1991. Gadjah Mada Universitas Press, Yogyakarta.







LEMBAR PENGESAHAN
1 Judul Kegiatan   :  Pemanfaatan Batuan Fosfat dan Sumber Daya Agromineral daerah Banyumas dan Sekitarnya terhadap  Peningkatan Mutu Lahan  Pertanian daerah Serang, Karang Reja,  Kabupaten Purbalingga
2 Bidang Kegiatan                         :           (.) PKM-P                  ( ) PKM-K
 ( ) PKM-T                  ( ) PKM-M
3 Bidang Ilmu                                :           ( ) Kesehatan              (.) Pertanian
 ( ) MIPA                    ( ) Teknologi dan Rekayasa
 ( ) Sosial Ekonomi      ( ) Humaniora
 ( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap                                :  
b. NIM                                                            :  
c. Jurusan                                            :  
d. Universitas/Institut/Politeknik        :  
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP      :  
f. Alamat email                                   :
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis   : 4 (empat) orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar               :
b. NIP                                                 :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP      :
6. Biaya Kegiatan Total                :
a. Dikti                                                 : Rp
b. Sumber lain (sebutkan . . . )             : Rp
7. Jangka Waktu Pelaksanaan        : bulan


















                                                                        __________, ______________

Menyetujui
Ketua Jurusan/Program Studi/Departemen/                           Ketua Pelaksana Kegiatan
Pembimbing Unit Kegiatan mahasiswa




(__________________________)                                    (_________________________)
NIP.                                                                                 NIM.



Pembantu atau Wakil Rektor Bidang                                         Dosen Pendamping
Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi,




(__________________________)                                    (_________________________)
NIP.                                                                                  NIP.