willson.com

willson.com
so like

welcome to my forum

hanya mencoba untuk.....

Jumat, 26 November 2010

TUGAS TERSTRUKTUR


TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH AGROGEOLOGI
1.      Mineral Klei
2.      Bahan Kapur

Dengan pembahasan :
a.       Pengertian
b.      Pembentukan (Mula jadi)
c.       Sifat-sifat
d.      Klasifikasi dan Sebaran (Cadangan)
e.       Penambangan
f.       Pemanfaatan di bidang pertanian

Jawabannya :
1.      Mineral Klei
a.      Pengertian
Merupakan kelompok mineral, kristalnya sangat kecil, hanya dapat dilihat dan dibedakan dengan mikroskop, biasanya dengan mikroskop elektron. Berdasarkan struktur kristal dan variasi komposisinya dapat dibedakan menjadi  belasan jenis mineral lempung.Mineral lempung merupakan koloid dengan ukuran sangat kecil (kurang dari 1 mikron). Masing-masing koloid terlihat seperti lempengan-lempengan kecil yang  terdiri dari lembaran-lembaran kristal yang memiliki struktur  atom yang berulang.
Istilah lempung dalam geologi mempunyai dua pemakaian yang berbeda. Lempung sebagai ukuran butiran suatu batuan sedimen klastik yang diameter butirannya <1/256 mm (skala Wentworth). Mungkin ada yang bertanya, apakah batulempung tersusun oleh mineral lempung? Belum tentu, batu lempung tersusun oleh agregat atau mineral yang berukuran lempung (<4 μm). Tetapi, mungkin saja sebagian komponen penyusun batulempung ini berupa mineral lempung.
Seperti pengertian batulempung di atas, mineral lempung adalah mineral yang berukuran lempung. Definisi ini mungkin benar dan mungkin juga tidak. Namun, mineral ini merupakan mineral silikat hidros yang sangat melimpah di permukaan bumi. Khususnya, terkonsentrasi pada kondisi geologi dimana interaksi air dan batuan cukup aktif. Struktur dan komposisi kimianya merupakan suatu respon terhadap destabilisasi mineral yang terbentuk pada kondisi temperatur-tekanan yang lebih tinggi. Lingkungan yang biasanya mineral ini dapat dijumpai meliputi: tanah, lapukan batuan, sistem geotermal, seri diagenesis terpendam, dll.
b.      Pembentukan (Asal mula)
Mineral lempung terbentuk di atas permukaan bumi dimana udara dan air berinteraksi dengan mineral silikat, memecahnya menjadi lempung dan produk lain (sapiie, 2006).Mineral lempung adalah mineral sekunder yang terbentuk karena proses pengerusakan atau pemecahan dikarenakan iklim dan alterasi air (hidrous alteration) pada suatu batuan induk dan mineral yang terkandung dalam batuan itu.
Terbentuk sebagai hasil dekomposisi aluminosilikat, khususnya feldspar, baik oleh aktivitas pelapukan, atau hidrotermal.Suatu deposit yang besar dapat terbentuk dari alterasi hidrotermal pada feldspar yang terdapat dalam granit, atau pegmatit granit; atau oleh proses erosi terhadap granit terkaolinisasi, yang mengendapkan kaolinit.
c.       Sifat-sifat
·         Terjadi jika air masuk ke dalam lapisan clay mineral sehingga bertambah beberapa nanometer; akan meningkatkan volume dari clay.
·         Untuk terjadinya swelling, air harus masuk ke interlayer.
·         Swelling artinya (1) pada interlayer memungkinkan proses seperti KPK, penyerapan air. (2) clay akan mengembang sehingga luas permukaan lebih besar per unit berat terhadap larutan tanah sehingga lebih rekatif secara kimia.
·         Swelling tergantung pada tipe mineral, unit-layer charge of the clay* dan sifat alami dari cation interlayer

Perbandingan sifat-sifat mineral lempung
Properties
Montmorillonit
Illit
Kaolinit
Size (mM)
0.01-1.0
0.1-2.0
0.1-5.0
Total Surface Area (m2/g)
700-800
100-200
5-20
External surface area
High
Medium
Low
Internal surface area
Very high
Low to none
None
Plasticity
High
Medium
Low
Cohesiveness
High
Medium
Low
Swelling capacity
High
Low to none
Low
CEC
80-100
15-25
3-15
Unit-Layer Charge
0.5-0.9
1.0-1.5
0

d.      Klasifikasi dan Sebaran (Cadangan)
Jenis mineral lempung yang utama ialah:
- Kaolinit         1:1                   Al2 (Si2O5 (H2O))
- Illit                2:1                   KAl2 (AlSi3O10 (OH)2)
- Smektit         2:2                   (AlMg)4 Si8 O20 (OH)10)
- Klorit             2:1:1                (MgFe)6-x (AlFe)x Si4-x Alx (OH)10
Ortoklas, apabila lapuk dan terubah menjadi illit, manakala Kplagioklas, amphibol dan piroksin pula selalunya menjadi smektit.
Berdasarkan struktur kristal dan variasi komposisinya dapat dibedakan menjadi  belasan jenis mineral lempung dan diantaranya:
kaolinit
• halloysite
• momtmorillonite (bentonites)
• illite
• smectite
• vermiculite
• chlorite
• attapulgite
• allophone
Dalam dunia perdangan kita mengenal beberapa tipe mineral lempung, diantaranya adalah:
• Ball clay                    
• Bentonite
• Common clay
• Fire clay
• Fuller’s earth
• Kaolin.

Penyebaran Lempung
         Salah satu tempat penyebaran lempung adalah di daerah dataran bagian utara, yaitu terutama di daerah Jatiwangi dan sekitarnya. Ketebalan lempung ini bervariasi, yaitu antara 1 m dan 1,5 m dengan jumlah cadangan diperkirakan sebesar 6 juta m3 . Deposit lempung atau tanah liat tersebut di beberapa tempat telah dimanfaatkan oleh penduduk untuk pembuatan batu bata dan genteng.
Selain di daerah dataran, secara terbatas lempung juga terdapat di kaki perbukitan, yaitu di daerah Desa Jatimulya dan Desa Jatisama (Kecamatan Jatiwangi) serta Desa Talaga Kulon dan Desa Babakan (Kecamatan Talaga).
e.       Penambangan Lempung
         Contoh tempat penambangan lempung di indonesia:
a. Penambangan di daerah Teluklembu, Kecamatan Limapuluh; Bukit Raya dan Rumbai Bukit, bahan galian ini dimanfaatkan untuk pembuatan batu bata.
Penggalian yang dilakukan dengan kemiringan hampir tegak, hal ini akan
mengakibatkan terjadinya longsoran. Penggalian disarankan pada bukit landai supaya bekas penambangan dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Begitu pula penggalian tidak diperkenankan untuk memotong permukaan air tanah setempat.
b. Bahan galian lempung merupakan hasil pelapukan batuan vulkanik (tufa) yang berada di daerah perbukitan landai. Penggunaan lahan merupakan daerah persawahan atau tegalan dengan kandungan lempung lebih dari 80%. Penggalian lempung dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul, linggis dan skop sampai kedalaman 1 - 2 m. Kegiatan saat ini dilakukan di Ds.
Bungaya Kec. Bebandem dan Ds. Gelompang Kec. Karangasem, Bali.
c. Digunakan untuk pembuatan bata merah, genting maupun gerabah. Sebaran lempung ini cukup luas yaitu Selatan kota Palu menempati daerah Jeneoge, Palo dan Maranata.
Sedangkan di sebelah Utara kota Palu menempati daerah Telisa – Tavaili.
f.       Pemanfaatan Lempung dalam Pertanian
Potasium adalah salah satu dari tiga serangkai pupuk buatan yang esensial, yang lainnya adalah fosfor dan nitrogen (Skinner, 1984) dan merupakan satu dari 17 unsur kimia yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan reproduksi tanaman, serta sering dianggap sebagai regulator, karena bergabung dengan 60 sistem enzim yang bekerja pada tanaman (CPHA, 2003). Potasium membantu tanaman untuk tahan terhadap pengaruh suhu dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit. Semua tanaman membutuhkan potasium, khususnya tanaman yang kaya karbohidrat seperti kentang. Hasil penyelidikan menunjukkan, konsumsi potasium dalam jumlah yang tepat dapat menyebabkan pertumbuhan serat 36 5.3. Potasium kapas yang panjang dan kuat; meningkatkan daya tahan kulit buah, memperpanjang dahan bunga mawar; memperkuat warna hijau dan pertumbuhan helai rumput; dan meningkatkan ukuran dan kualitas buah, butiran, dan sayuran






2.      Bahan Kapur
Kapur banyak mengandung unsur Ca tetapi pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu, PH tanah perlu dinaikkan agar unsur – unsur hara seperti P mudah diserap tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan.
a.       Kegunaan Pengapuran
1.      Menaikkan PH tanah
2.      Menambah unsur – unsur Ca dan Mg
3.      Menambah ketersediaan unsur – unsur P dan Mo
4.      Mengurangi keracunan Fe, Mn, Al
5.      Memperbaiki kehidupan mikroorganisme dan memperbaiki pembentukan bintil – bintil akar
b.      Bentuk – bentuk Kapur
Pada umumnya bahan kapur untuk pertanian adalah berupa kalsium karbonat ( CaCO3), beberapa berupa kalsium magnesium karbonat [ CaMg(CO3)2], dan hanya sedikit yang berupa CaO atau Ca(OH)2. Dalam ilmu kimia kapur adalah CaO, tetapi dalam bidang pertanian kapur umumnya berupa CaCO3.
            Beberapa jenis bahan pengapur :
1.      Kapur Kalsit (CaCO3)
Terdiri dari batu kapur kalsit yang ditumbuk (digiling) sampai kehalusan tertentu.
2.      Kapur Dolomit (CaMg(CO3)2)
Tewrdiri dari batu kapur dolomite yang ditumbuk (digiling) sampai kehalusan tertentu.
3.      Kapur Bakar, Quick lime (CaO)
Merupakan batu kapur yang di bakar sehingga terbentuk CaO
Kapur bakar
 
dibakar
 
CaCO3 + panas                                   CaO + CO2
                                                                 
4.      Kapur Hidrat, slaked lime (Ca(OH)2)
Kapur hidrat
 
Diberi air
 
CaO + H2O                                     Ca(OH)2 + panas

A.    Kapur Dolomit
a.      Pengertian :
Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam yang mengandung unsur hara magnesium dan kalsium berbentuk tepung dengan rumus kimia CaMg(CO3)2.
b.      Pembentukan (Asal Mula)
Dolomite yang baru dikenal sejak tahun 1882, merupakan variasi batu gamping yang mengandung > 50%  karbonat istilah dolomite pertama kali digunakan untuk batuan karbonat tertentu yang terdapat didaerah TYeolean Alpina (Pettijohn.F.J. 1956). Dolomit dapat terbentuk karena proses primer dan sekunder.
Secara sekunder, dolomite umumnya terjadi kerena proses pelindian (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut kedalam batu gamping, atau yang lebih dikenal dengan proses dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomite. Selain itu dolomite sekunder dapat juga terbentuk karena diendapkan secara tersendiri sebagai endapan evaporit.
Pembentukan dolomite sekunder dapat terjadi karena berbeberapa factor diantaranya adalah tekanan air yang banyak mengandung unsure magnesium dan prosesnya berlangsung dalam waktu lama. Dengan semakin tua umur batu gamping, semakin besar kemungkinan nya untuk berubah menjadi dolomite. Dolomite primerterbentuk bersama-sama dalam cebakan bijih.
c.       Sifat-sifat
Sebagai salah satu rumpun mineral karbonat dolomite mempunyai struktuir Kristal rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO3)2 atau managdolomit dan berkomposisi kimia MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit.
Umumnya dolomite berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dangan kekerasan lebih lunak dari batu gamping (berkisar antara 3.5 – 4) bersifat pejal, berat jenis antara 2.8 – 2.9 yang berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan
d.      Klasifikasi dan Sebaran (Cadangan)
Dolomit termasuk  rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO 3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang murni, karena umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-sama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor, terutama ion besi.Batugamping yang sebagian unsurnya kalsium diganti dengan magnesium (proses peresapan), banyak sedikitnya magnesium akan mempengaruhi nama batuan, batugamping yang mengandung 10 % MgCO3 disebut batugamping dolomitan, bila 19 % disebut dolomit.Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00, bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan. Klasifikasi dolomit dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas kandungan unsur magnesium, Mg (kimia), mineral dolomit (mineralogi) dan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kandungan unsur magnesium ini menentukan nama dolomit tersebut. Misalnya, batugamping mengandung ± 10 % MgCO3 disebut batugamping dolomitan, sedangkan bila mengandung 19 % MgCO3 disebut dolomit.
Sebaran Cadangan
Tushadi (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomite yang cukup besar tedapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura, dan Papua. Selain itu sebenarnya dolomite juga terbesar didaerah lain, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batu gamping.
·         Propinsi Jawa Barat
Dijumpai di daerah Cibinong, Bogor yaitu dipasir Gedongan. Dolomite didaerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan putih, serta termasuk batu gamping dolomitan yang bersifat keras, kompak dan kristalin.
·         Propinsi Jawa Tengah
Dijumpai didaerah Pamotan, tepatnya sekitar 1 km di sebelah timur laut Pamotan. Cebakan daerah ini berupa batuan dolomite atau batu gamping dolomitan.
·         Propinsi Jawa Timur
Dijumpai dibeberapa daerah  yaitu:
-       Di daeraqh G. Ngaten, dan G. Ngembang, Tuban yang terdapat pada bagian atau formasi batu gamping yang berumur pliosen. Cadangan dolomite denagn kandungan MgO 18,50% sebesar 9 juta M3, sedangkan dengan kandungan MgO 14,5%  sebesar 3 juta m3.
-       Di daerah Sekapuk, endapan dolomite terdapat disebelah uatara kampong Sekapuk yang terletak antara Sedayu-Tuban. Endapan batu gamping dan dolomite didaerah ini membentuk bukit Sekapuk, Kaklak, dan Malang. Batuan dolomite didaerah ini terdapat formasi gamping berumur pliosen dengan ketebalan 50 m dan mempunyai sifat lunak serta berwarna putih. Jumlah cadangan sekitar 50 juta m3.
Di daerah Pacitan, Sentul, dan Pancen umumnya batu gamping yang mengandung dolomite 4,5 – 90,4% berumur pliosen. Di daerah G. Kaklak, Tuban cebakan dolomite terdapat dalam formasi batu gamping pliosen, dengan ketebalan sekitar 35 m dan besar cadangan diperkirakan sekitar 70 juta m3.
Di G. Lengis, Gresik pada umumnya batuan dolomite yang terdapat di daerah ini bersifat keras dan pejal, kompak serta kristalin. Di daerah Socah, Bangkalan Madura, yaitu sekitar 1 kmsebelah timur Socah., batuan dolomite termasuk formasi Kalibening (fasis batu gamping) yang berumur pliosen. Cebakan dolomite disini berwarna putih agak lunak dan sarang, dengan cadangan ditaksir sekitar 430 juta meter ton.
·         Propinsi Sumatera Barat
Dijumpai didaerah G. Kajal, analisa batu gamping yang diambil dari bongkahan lepas yang berasal dari dap[ur bakar batu gamping dekat Kajal ( antara Bukit Tinggi – Payakumbuh), diperkirakan berumur permokabron.
·         Propinsi Sulawesi Selatan
Dijumpai di daerah Tonasa, beberapa contoh batu gamping yang berasal dari Tonasa telah dianalisa, hasilnya menunjukkan bahwa contoh tersebut adalah dolomite yang berumur Eosen dan merupakan lensa-lensa dalam batu gamping.
·         Propinsi Papua
Terdapat di daerah Abe Pantai , sekitar G. Sehajiro, G. Mer, dan Tanah hitam dengan kandungan MgO = 10,7% - 21,8%, merupakn lensa-lensa dan kantong –kantong dalam batu gamping.
e.       Penambangan
Penambangan batuan dolomite di Indonesia umumnya dilakukan dengan cara tambang terbuka dengan metoda quarry. Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat,pasir dan koral dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau power scraper. Penambangan dilakukan dengan cara konvensional dan mekanis
Pengolahan dolomite dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomite dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah dolomite tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan alat pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling untuk mendapatkan dolomite yang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan permintaan.

f.       Pemanfaatan di Bidang Pertanian
Dolomite banyak dimanfaatkan baik dalam pertanian, bahan bangunan ataupun dalam industry. Dolomite banyak dimanfaatkan sebagai komoditi pada :
-   Industry refraktori
-   Dalam tungku pemanas atau pencair
-   Dalam pupuk digunakan unsure Mg untuk meningkatkan pH tanah
-   Dalam industri cat sebagai pengisi
-   Industri kaca, plastik, kertas
-   Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia
-   Industri alkali
-   Pembersi air
-   Industri ban
-   Ply wood
-   Industri obat-obatan dan kosmetik
-   Campuran makanan ternak industry keramik
-   Bahan penggosok (abrassive)
Dari sekian banyak pemanfaatannya, pemanfaatan dolomite dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni:
1)    Pemanfaatan dolomite secara langsung
2)    Pemanfaatan dolomite yang telah dikalsinasi
3)    Pemanfaatan kimia dolomite


Pemanfaatan dolomite secara langsung
Pemanfaatan dolomite secara langsung digunakan untuk pertanian, semen klinker,  mortar, klinker dolomite, penyemenan atau dempul untuk rekahan-rekahan.
4.1.1.  Pertanian
Dalam sektor  pertanian dolomite dipermanfaatkan entuk menaikkan pH tanah masam dan sebagai sumber magnesium . pada tanah-tanah masam unsure yang banyak terkandung adalah unsur Mg dan Fe serta kekurangan unsur Mg, yang mengakibatkan tanaman tidak dapat mengasimilasi CO2.
4.1.2. Semen Klinker Mortar
Penambahan dolomite sampai 40% terhadap semen mempercepat hidrasi semen (Soroka and Setter,1997). Butiran halus dolomite berkisar 1.150 hingga 10.300 cm2/g. umtuk membuat semen Portland, material halus dolomite ini ditambahkan dengan ratio 1:2,75 ke mortar, yang secara alamiah membentuk pasir silisius dan yaitu dolomit yang perbandingan darganya saat ini 1:6.
4.1.3. Dempul Rekahan
Selain batu gamping, dolomite atau campuran keduanya dapat juga dimanfaatkan untuk dibuat sebagai penyemen rekahan-rekahan pada kayu.

4.2. Dolomit Kalsinasi
4.2.1. Semen Magnesium Oksiklorida
Semen ini cukup keras, tetapi tidak tahan terhadap air. Untuk menghindarkannya dapat dilindungi dengan pemolesan dengan menggunakan terpentin. Semen ini sering digunakan sebagai material dasar. Penggunaan lainnya adalah untuk matrik penyemenan dalam berbagai variasi. Hampir keseluruhan komposisi semen ini tahan terhadap pelarut, kuat akan tekanan dan tarikan, harga bersaing dan tahan terhadap api dan serangga.



B.     Kapur Kalsit
a.      Pengertian
Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur kimia pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai sistem kristal Heksagonal dan belahan rhombohedral, tidak berwarna dan transparan.
b.      Pembentukan (Asal Mula)
Endapan kalsit merupakan hasil retrukturisasi batugamping yang mengkristal setelah mengalami proses pelarutan. Umumnya terjadi pada batugamping atau marmer dalam masa kristalin yang berlapis dan berupa stalaktit dan stalakmit.
Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai pengotor yang dalam prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya substitusi ini ada perubahan dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3, Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn).
Kalsit yang berkomposisi kimia CaCO3 dapat ditemukan dalam keadaan murni dan tidak, tergantung kepada kandungan mineral pengotornya. Mineral pengotor ini terbentuk karena adanya subtitusi unsur Ca oleh unsur logam seperti Mg, Fe, Mn. Dalam prosentase tertentu mineral pengotor kalsit akan membentuk mineral kapur lain seperti dolomit, ankerit dan kutnakorit. Endapan kalsit sebagian besar ditemukan dalam bentuk lensa-lensa atau merupakan asosiasi endapan mineral yang lain, dan jarang ditemukan dalam endapan murni kalsit dalam ukuran besar.
Dilihat dari kejadiannya, kalsit secara umum berkaitan erat dengan batu-gamping dan aktifitas magma, namun berdasarkan data hasil penelitian baru diketahui di sepanjang pantai barat Sumatera, Jawa bagian selatan dan utara (sebagian kecil).
c.       Sifat- sifat
Kalsit terjadi karena penghabluran kembali larutan batugamping akibat pengaruh airtanah. Kalsit umumnya ditemukan pada pengisian rongga-rongga, rekahan atau kekar, sehingga jumlahnya tidak banyak karena sifatnya hanya setempat-setempat dan tidak potensi untuk ditambang.
Kalsit mempunyai benuk prismatik, tabular, rhombohedral, massive, berbutir kasar sampai sangat halus. Berat jenis kalsit murni adalah 2,71. Kalsit murni tidak berwarna dan transparan, warna akan berubah sesuai dengan subtitusi yang terjadi seperti kuning, pink, biru, lavender, kehijauan, abu-abu, hitam. Mempunyai tingkat kekerasan 3 pada skala Mohs, belahan rhombohedral.
Kristal Hexagonal, mineral batuan karbonat yang lebih stabil, biasanya merupakan hablur kristal yang bagus dan jelas. Dijumpai sebagai hasil dari rekristalisasi Aragonite, serta sebagai semen pengisi ruang antar butir dan rekahan. Sangat umum dijumpai dalam batugamping.
d.      Klasifikasi dan Sebaran (Cadangan)
Kalsit umumnya ditemukan berupa urat-urat kalsit pada rekahan rekahan batugamping/marmer, ketebalan urat-urat kalsit bervariasi dari 1 – 5 cm, berwarna putih, belahan 3 arah, mudah pecah pada bidang belahannya, penyebarannya setempat-setempat.
Sebaran (Cadangan)
Kalsit terdapat di desa Paya Mbelang, Kecamatan Lau Baleng. Daerah tersebut dapat dijangkau dengan kenderaan roda empat melalui jalan desa sekitar 6 – 8 Km. Kalsit biasanya digunakan untuk pemutih dan pengisi, cat, gelas, plastik dan bahan pelapis kertas. Dengan adanya perubahan teknik pembuatan kertas dari asam ke netral atau alkali, maka penggunaan kaolin sebagai bahan pelapis digantikan oleh kalsit.
Endapan kalsit di daerah ini merupakan endapan metasomatik batu gamping yang kontak dengan intrusi andesit yang ditemukan di daerah      Ketapang      dan Mencanggah, Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat. Potensi sumberdaya    yang    diketahui sebanyak 6.293.438 ton dengan mutu baik sebagai bahan pemutih.
Daerah yang berpotensi : Kecamatan Todanan di Desa Sonokulon, luas sebarannya 25 Ha, dengan ketebalan 0,5 m, cadangan tereka 125.000 m3, tonasenya 260.000 ton.
Dilihat dari kejadiannya, kalsit secara umum berkaitan erat dengan batu-gamping dan aktifitas magma, namun berdasarkan data hasil penelitian baru diketahui di sepanjang pantai barat Sumatera, Jawa bagian selatan dan utara (sebagian kecil). Bentuk endapan dapat datar, bukit atau berupa lensa. Cadangan yang diketahui merupakan klasifikasi cadangan tereka di daerah Indarung (10,1 juta ton), Sumatera Barat (10 juta ton) dan Begelan di Kabupaten Purwokerto (0,1 Juta ton).
e.       Pertambangan
Penambangan mineral kalsit tersebar di berbagai wolayah di Indonesia antara lain yaitu : Kabupaten Pacitan, dengan luas areal = 443.700 m, Areal yang di eksploitasi = 18Ha, Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya Kalsit terdapat di beberapa lokasi yaitu : Kampung Karang Mukti, Desa Selasari, Kecamatan Parigi; Desa Sulanjana, Kecamatan Banjarsari; Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang; dan Desa Tunggilis Kecamatan Kalipucang. Sebaran endapan kalsit di daerah ini sekitar 18 Ha, sumber daya tereka sebesar 91.200 ton.
Metode penambangan dalam atau bawah permukaan dilakukan terhadap tubuh bijih tabular (berupa suatu lapisan atau urat) yang berada di kedalaman bawah permukaan bumi. Tubuh bijih tersebut berdimensi sempit/kecil dan biasanya tersingkap sebagian di permukaan, sehingga pada tahap awal eksplorasi rinci diperlukan pembuatan sumur uji untuk mengetahui batas sebarannya dan sejauh mana batuan samping yang akan menjadi limbah tambang. Di daerah Gombong Selatan penambangan kalsit dilakukan dengan hunting ke tengah “hutan”. Kawasan kars Gombong Selatan terancam pabrik semen yang sekarang masih terlantar.
f.       Pemanfaatan Kalsit dalam Pertanian
Kalsium hadir pada sitoplasma pada level yang mengindikasikan bahwa kalsium merupakan pakan mikro, ~0,1 _M. Penggunaan kalsium pada tanaman dikontrol oleh sifat genetik. Fluktuasi kecil kadar Ca pada sitoplasma merupakan bagian dari mekanisme penandaan dari stress lingkungan (Barak, 1999; Cowan, 2004). Fungsi kalsium pada tanaman adalah sebagai pengaturan osmosis, yang merupakan bagian dari struktur dinding sel. Kalsium berfungsi memperkuat dinding sel untuk mengurangi penetrasi penyakit
Tanaman juga membutuhkan kalsium untuk membuat protein (Anonim, 2004b). Kalsium merupakan bagian esensial dari struktur dinding sel tanaman, menyediakan pengangkutan dan retensi unsur-unsur yang lain di dalam tanaman. Kalsium juga diketahui sebagai unsur yang dapat melawan garam alkali dan asam organik di dalam suatu tanaman

C.    Kapur Gamping
a.      Pengertian Gamping
Batu gamping adalah batuan fosfat yang sebagian besar tersusun oleh mineral kalsium karbonat (CaCo3). Bahan tambang ini biasa digunakan untuk bahan baku terutama dalam pembuatan semen abu/portland (biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester), industri keramik, obat-obatan, dll.

b.      Pembentukan (Asal Mula)
Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya.
Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur adalah aragonit (CaCO3), yang merupakan mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3). Mineral lainnya yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3), ankarerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit(MgCO3).
Batu gamping pada umumnya adalah bukan terbentuk dari batuan sediment seperti yang kita kira, tidak juga terbentuk dari clay dan sand, terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Pulau Bahama adalah sebagai contoh dari daerah dimana proses ini masih terus berlangsung hingga sekarang.

c.       Sifat – sifat
Batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan lebih mudah dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Air hujan mengandung sejumlah kecil dari karbon dioksida selama perjalanannya di udara, dan hal tersebut mengubah air hujan tersebut menjadi nersifat asam. Kalsit adalah sangat reaktif terhadap asam. Hal tersebut menjelaskan mengapa goa-goa bawah tanah cenderung untuk terbentuk pada daerah yang banyak mengandung batu gamping, dan juga menjelaskan mengapa bangunan bangunan yang terbuat dari bahan batugamping rentan terhadap air hujan yang mengandung asam. Pada daerah daerah tropis , batu gamping terbentuk menjadi batuan yang kuat membentuk sejumlah pegunungan-pegunungan batu gamping yang indah.
Dibawah pengaruh pressure yang tinggi, batu gamping termatomorfosakan menjadi batuan metamorf marble. Pada kondisi tertentu, kalsit yang terdapat di dalam batugamping teralterasi menjadi dolomite, berubah menjadi batuan dolomite.
Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak jumlahnya.Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan batugamping klastik.
Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batugamping ini sering jyga disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral.
Batugamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir sedimentasi.selama proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor, sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna dari batugamping itu sendiri. Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan hitam.
Secara kimia batugamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang pula dijumpai batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah batugamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3
Adapun sifat dari batugamping adalah sebagai berikut :
a. Warna                                        : Putih,putih kecoklatan, dan putih keabuan
b. Kilap                                          : Kaca, dan tanah
c. Goresan                                      : Putih sampai putih keabuan
d. Bidang belahan                          : Tidak teratur
e. Pecahan                                      : Uneven
f. Kekerasan                                   : 2,7 – 3,4 skala mohs
g. Berat Jenis                                  : 2,387 Ton/m3
h. Tenacity                                      : Keras, Kompak, sebagian berongga

d.      Klasifikasi dan Sebaran Gamping
Batugamping termasuk batuan sedimenBatu gamping ini dapat diklasifikasikan salah satunya adalah klasifikasi dunham yang membahas tentang pembagian batugamping. Klasifikasi Dunham (1962) ini dilihat secara megaskopis yang mana dia mengamati indikasi adanya pengendapan batugamping yang ditunjukkan oleh tekstur hasil pengendapan yaitu limemud (nikrit) semakin sedikit nikrit semakin besar energi yang mempengaruhi pengendapannya. Menurut klasifikasi ini batugamping terbagi atas :
a. Mud Stone                       e. Bound Stone
b. Wake Stone                      f. Kristalin Karbonat
c. Pack Stone
d. Grain Stone
Sebaran Gamping
Penyebaran di Lode-Londe Buttu Simaruan, Buttu Lakawang Paladang,Dusun Manggugu, Sarurang,Buttu Sarong, Tandu Batu, Surakan dan  Mararin Maulu. Sedang cadangan Batu Gamping untuk 10 lokasi tersebut diatas sebesar55.712.852.130m(133.710.821.100ton)
Sebaran batu gamping pada daerah pemetaan seluas ± 650 HA termasuk dalam jajaran Gunung Tuleh yang memanjang dari barat laut - tenggara dan diperkirakan hanya mencakup 30 dari sebaran batugamping yang ada. Potensi cadangan yang sangat besar dari batu gamping pada daerah pemetaan (± 1.300.000.000 ton) sangat mendukung untuk ketersediaan bahan baku utama dalam inustri semen yang persentase perbandingan kebutuhannya paling tinggi. Dari hasil analisa kimia beberapa contoh batugamping (Tabel 2), kandungan rata-rata :
CaO : 53,01 ,
Fe203 : 0,71 ,
MgO : 0.86 .
P205 : 0,04 ,
Si02 : 0,49 .
menunjukkan batugamping tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku semen.
Sebaran batugamping di daerah Kabupaten Agam berdasarkan lokasi daerahnya dikelompok-kan menjadi 4 kelompok daerah yakni : Batugamping Kamang Mudik, Palupuh, Baso dan Palembayan.
Batugamping di daerah Kamang Mudik sebagian marmeran dan dolomitan. Luas sebaran sekitar 2.900 Ha, dengan ketinggian rata-rata 30 m, maka sumber daya 870.000.000 m3.
Batugamping di daerah Palupuh, keadaannya tidak jauh berbeda dengan batu-amping yang terdapat di daerah Kamang Mudik, yaitu sebagian dari endapan batugamping di sini mengandung dolomit, dan batugamping kristalin (kalsit). Penyebarannya diperkirakan mencapai 1.500 Ha, dengan ketebalan rata-rata 30 m, maka sumber daya hipotetik 450.000.000 m3.
Batugamping di daerah Baso, membentuk perbukitan terjal, pada areal seluas 1.000 Ha, dengan tebal rata-rata 30 m, maka sumber daya hipotetik sebesar 300.000.000 m3. Sedangkan batu gamping di daerah Palembayan di samping membentuk rangkaian perbukitan yang cukup luas, terdapat pula merupakan bukit-bukit kecil yang terdapat di sepanjang jalan antara Gumarang–Palembayan, tersebar seluas 1.600 Ha, dengan ketebalan rata-rata 20 m, maka sumber daya hipotetik sebesar 320.000.000 
e.       Penambangan Gamping
Pada umumnya deposit batu gamping ditemukan dalam bentuk bukit. Oleh sebab itu teknik penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dalam bentuk kuari tipe sisi bukit ( side hill type). Penambangan bahan galian Mineral Non Logam dan Bahan Galian Batuan pada umumnya lebih banyak menggunakan metode eksploitasi penambangan terbuka dibandingkan dengan metode penambangan bawah tanah. Hal ini disebabkan ketersediaan bahan galian tambang tersebut terdapat di dekat permukaan. Tahapan pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pengupasan tanah penutup (land clearing), yang perlu dilakukan apabila di atas endapan bahan galian tersebut terdapat tanah penutup (soil) dan tumbuh-tumbuhan;
2. Bagian tanah penutup yang subur dikupas, kemudian dipindahkan ke tempat penimbunan, karena nantinya akan dipergunakan lagi saat reklamasi tambang;
3. Cara pembongkaran bahan galian dari batuan induk dipengaruhi oleh tingkat kekerasan bahannya. Pembongkaran manual seperti dengan alat gali manual atau alat gali mekanis yang tergolong dalam excavator dapat dipakai jika batuan lunak. Sedangkan pembongkaran dengan alat penggaru (ripper) dipakai jika bahan agak keras.                4. Kegiatan selanjutnya adalah pendorongan dan pemuatan, pengangkutan diakhiri dengan penumpahan/penimbunan pada unit pengolahan.
Penambangan batugamping banyak memberikan efek yang buruk bagi lingkungan sekitar terutama  bagi kelestarian karst baik eksokarst ataupun endokarst. Salah satu masalah yang dihadapi akibat penambangan batugamping adalah  sumber daya air.
f.       Manfaat Gamping dalam bidang Pertanian
Adapun pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :
-         bahan bangunan
bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk plester,adukan pasangan bata, pembuatan semen tras ataupun semen merah.
-         Bahan penstabilan jalan raya
Pemaklaian kapur dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya termasuk rawa yang dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengurangi plastisitas, mengurangi ppenyusutan dan pemuaian fondasi jalan raya
-         Sebagai pembasmi hama
Sebagai warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3) atau sebagai serbuk belerang untuk disemprotkan.
-         Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian
Apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatife tidak banyak air, sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium yang berkurang akibat panen, erosi serta untuk menggemburkan tanah. Kapur ini juga dipergunakan sebagai disinfektan pada kandang unggas, dalam pembuatan kompos dan sebagainya
-         Penjernihan air
Dalam penjernihan pelunakan air untuk industri , kapur dipergunakan bersama-sama dengan soda abu dalam proses yang dinamakan dengan proses kapur soda.




DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno Sarwono Dr Ir,1987,Ilmu Tanah,Jakarta,PT Melton Putra.
Setyobudi Prihatin Tri,2010,Mineral Lempung,http//www.Bukan Dongeng   Geologi.co.id
Sunardi Asep,2002, Inventarisasi dan evaluasi Bahan Galian di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya.Jawa Barat
Warmada I Wayan,2008,Batu Lempung vs Mineral Lempung.     http//www.GeoGaul(G&G)Blog.com
http//www.jatimprov.go.id